Senin, 01 Juli 2013

Batik Madura

Batik Madura adalah salah satu bentuk kekayaan budaya di Indonesia, batik tulis Madura banyak diminati oleh masyarakat lokal maupun internasional. Dengan bentuk dan motif khasnya batik tulis Madura memiliki keunikan sendiri untuk konsumen. Gaya dan berbagai unik dan bebas, sifat pribadi produksinya dilakukan di unit, mereka masih mempertahankan produksi tradisional, yang ditulis dan diolah dengan cara tradisional


Awal mula Batik Madura mulai dikenal masyarakat luas pada abad ke 16 dan 17.  Hal ini bermula ketika terjadi peperangan di Pamekasan Madura antara Raden A har (Kiai Penghulu Bagandan) melawan Ke’ Lesap. Raden A har merupakan ulama penasihat spriritual Adipati Pamekasan yang bernama Raden Ismail (Adipati Arya Adikara IV).  Sedangkan Ke’ Lesap merupakan putera Madura keturunan Cakraningrat I dengan istri selir.


Dalam peperangan itu, Raden A har memakai pakaian kebesaran kain batik dengan motif parang atau dalam bahasa Madura disebut motif leres yakni kain batik dengan motif garis melintang simetris. Ketika memakai kain batik motif parang, Raden A har memiliki kharisma, tanpak gagah berwibawa. Sejak itulah, batik menjadi perbincangan di kalangan masyarakat Madura, terutama pembesar-pembesar di Pamekasan.


Sekarang ini Kebanyakan orang mengenal batik tulis Madura dengan karakter yang kuat, yang dicirikan oleh bebas, dengan warna yang berani (merah, kuning, hijau muda). Tapi tak banyak orang yang mengetahui bahwa batik Madura mungkin telah lebih dari seribu motif yang unik dan Motif batik tulis Madura cukup terkenal di pasar batik di indonesia maupun mancanegara


Di Pulau Madura sendiri sudah sejak lama dikenal sejumlah sentra kerajinan batik. Misalnya di Kabupaten Pamekasan, sejak jaman dulu banyak perajin dan pengusaha batik bermukin dan mengembangkan usaha batiknya di wilayah tersebut. Sampai saat ini Kabupaten Pamekasan dikenal sebagai salah satu sentra industri kerajinan Batik di Pulau Madura. Karena jika dibandingkan dengan kabupaten-kabupten lain di Pulau Madura, Kabupaten Pamekasan inilah yang paling banyak dihuni para perajin dan pengusaha batik. Tradisi mengenai kain batik yang tertanam cukup kuat di kalangan masyarakat Madura telah membuat budaya membatik dan memakai kain batik terpelihara dengan baik di kalangan mereka. Bahkan ketika kain batik belum sepopuler seperti sekarang ini, masyarakat Madura tetap memproduksi dan mengenakan pakaian batik, karena batik merupakan bagian dari adat dan budaya mereka sehari-hari. Kini ketika kain batik sudah begitu populer dan memasyarakat, para perajin dan pengusaha batik di Pulau Madura semakin bergairah dalam memprodusi kain batik



Batik Madura saat ini boleh dikatakan mencapai kejayaan, apalagi dengan pencanangan Hari Batik Nasional tanggal 2 Oktober oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Para pengrajin batik di sentra-sentra batik Madura mengalami kegairahan membatik.Tidak hanya di daerah Pamekasan daerah-daerah lain seperti sentra batik tulis Tanjung Bumi di Bangkalan, sentra batik tulis Banyumas Klampar, dan sentra batik tulis Pakandangan Sumenep juga mulai menunjukan eksistensinya di dunia batik lewat batik tulis Madura ini.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar