Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia.
Tari Pendet ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi
Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif. Tarian ini merupakan tarian yang dibawakan oleh sekelompok remaja putri, masing-masing membawa mangkuk perak (bokor) yang penuh berisi bunga. Pada akhir tarian para penari menaburkan bunga ke arah penonton sebagai ucapan selamat datang. Tarian ini biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu atau memulai suatu pertunjukkan
Tarian ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab akan memberikan contoh yang baik.
Pencipta atau koreografer bentuk modern tari Pendet ini adalah I Wayan
Rindi merupakan penari yang dikenal luas
sebagai penekun seni tari dengan kemampuan menggubah tari dan melestarikan seni
tari Bali melalui pembelajaran pada generasi penerusnya. Semasa hidupnya ia
aktif mengajarkan beragam tari Bali, termasuk tari Pendet kepada keturunan
keluarganya maupun di luar lingkungan keluarganya.
Biasanya
Tari Pendet dibawakan secara berkelompok atau berpasangan oleh para putri, dan
lebih dinamis dari tari Rejang. Ditampilkan setelah tari Rejang di halaman Pura
dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih). Para penari Pendet berdandan
layaknya para penari upacara keagamaan yang sakral lainnya, dengan memakai
pakaian upacara, masing-masing penari membawa perlengkapan sesajian persembahan
seperti sangku (wadah air suci), kendi, cawan, dan yang lainnya.